Indian Nano Delta Indian Romeo Alfa - Zebra Alfa Hotel Romeo Alfa - Papa Uniform Tango Romeo Indian

Rabu, 30 Januari 2013

Tugas Softskill1 (2)

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar  Belakang
Organisasi, merupakan sekelompok orang yang memiliki tujuan yang sama dan memiliki instansi yang menaungi organisasi tersebut. Pengambilan keputusan dalam organisasi adalah hal yang terpenting yang harus dilakukan. Karena pengambilan keputusan merupakan pemilih diantara berbagai macam alternative baik pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah.

B.  Tujuan
Penulisan tugas ini dilakukan untuk membahas proses pengambilan keputusan dalam organisasi. Secara terperinci, tujuan dari tugas ini adalah :
1.    Memenuhi tugas Softskill “ Teori Organisasi Umum” pada semester ganjil ini
2.    Menjelaskan atau memaparkan bagaimana proses pengambilan keputusan yan baik dan benar
3.    Mengetahui metode-metode pengambilan keputusan
4.    Mengetahui faktor-faktor pengambilan keputusan
5.    Mengetahui tahap-tahap pengambilan keputusan

BAB II
PEMBAHASAN

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
Pengambilan keputusan secara universal didefinisikan sebagai pemilihan diantara berbagai alternative, pengertian ini mencakup baik pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah.
Dalam dataran teoritis, kita mengenal empat metode pengambilan keputusan, yaitu :
1.    Kewenangan tanpa diskusi (authority rule without discussion)
Metode ini seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini diterima kalau pegambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi atau mendapatkan persetujuan para anggotanya.
Namun, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan seperti munculnya ketidak percayaan anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok daripada keputusan yan diambil secara individual.
2.    Pendapat ahli (expert opinion)
Terkadang, seorang anggota organisasi oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota organisasi yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota lainnya. Dalam banyak kasus persoalan, orang yang diangap ahli tersebut bukanlah masalah yang sederhana, karena sangat sulit menentukan indicator yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior).
 Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas terbaik untuk membuat keputusan,namun sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.
3.    Kewenangan setelah diskusi (authority rule after iscussion)
Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan metode yan pertama. Karena metode authority rule after discussion ini mempertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan meningkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Jadi, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan. Namun prilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
Metode ini, memiliki kelemahan yaitu pada anggota organisasi, mereka akan bersaing untuk mempengaruhi pengambilan atau pembuatan keputusan. Artinya bagaimana para anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam proses pegambilan keputusan berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu diperhatikan dan di pertimbangkan.
4.    Kesepakatan (consensus)
Kesepakata terjadi, jika semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keutungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, baik seperti tangung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode ini sangat penting khususnya yang berhubunan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Kekurangan pada metode ini adalah dibutuhkannya waktu yang relative lebih banyak dan lebih lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat.
Keempat metode pengambilan keputusan diatas, menutus Adler dan Rodman tidak ada yang terbaik. Dalam arti, tidak ada ukuran-ukuran yang menjelaskan bahwa satu metode lebih unggul dibandingkan metode pengambilan keputusan lainnya.
Metode yang paling efektif yang dapat digunakan dalam situasi tertentu, bergantung pada faktor-faktor berikut ini:
1.     Jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan
2.    Tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok
3.    Kemampuan-kemampuan yan dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan tersebut.
Dalam proses pengambilan keputusan, banyak cara dilakukan, tetapi tidak mencapai hasil yang maksimal. Maka dari iyu, terdapat 3 (tiga) tahap utama dalam proses pengambilan keputusan, yaitu :
1.    Aktivitas intelegensi
Penelusuran kondisi lingkungan yang memerlukan pengambilan keputusan
2.    Aktivitas design
Terjadi tindakan penemuan, pengembangan, dan menganalisis masalah
3.    Aktivitas memilih

Memilih tindakan tertentu dari yang tersedia
Proses pengambilan keputusan memiliki fungsi sebagai suatu awal dari segala aktivitas manusia baik individu maupun berkelompok yang dapat menentukan langkah selanjutnya dimana pengaruhnya akan berlangsung dalam waktu yang sebentar atau dalam waktu yang cukup lama.
Terdapat 2 tujuan dalam proses pengambilan keputusan, yaitu:
1.    Tujuan bersifat tunggal.
2.    Tujuan bersifat ganda.

Terdapat 3 langkah dalam proses pengambilan keputusan, yaitu:
1.    Tahap Identifikasi, merupakan tahap pertama dimana kita mengenal masalah-masalah yang terjadi.
2.    Tahap Pengembangan, merupakan tahapan kedua dimana kita mencari prosedur atau seolusi standar yang ada atau mencari solusi yang baru.
3.    Tahap Seleksi, pada tahap ini, solusi-solusi yang ada disaring dan disepakati
Dalam menyelesaikan masalah sering kali adanya perbedaan pendapat. Hal ini dapat diselesaikan dengan cara membuat forum evaluasi. forum yang dibuat untuk mengumpulkan pendapat para anggotanya atau forum yang setiap anggota kelompok/organisasi berhak mengemukakan pendapat.
Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan menurut Scott dan Mitchell, Proses pengambilan keputusan meliputi:
a.     Proses pencarian/penemuan tujuan
b.    Formulasi tujuan
c.     Pemilihan Alternatif
d.    Mengevaluasi hasil-hasil
Pendekatan konperhensif lainnya adalah dengan menggunakan analisis sistem, Menurut ELBING ada lima langkah dalam proses pengambilan keputusan:
a.    Identifikasi dan Diagnosa masalah
b.    Pengumpulan dan Analisis data yang relevan
c.    Pengembangan dan Evaluasi alternative alternative
d.    Pemilihan Alternatif terbaik
e.    Implementasi keputusan dan Evaluasi terhadap hasil-hasil

Contoh kasus :
Suatu orgaisasi/perusahaan diberikan kepercayaan untuk menjalankan suatu project di luar kota. Dan diputuskan project berjalan selama satu bulan. Dan ternyata saat project sedang berjala di tengah-tengah proses, terjadi permasalahan kekurangan personil untuk mengatasi project tersebut dan dikhawatirka project tidak aka selesai pada tenggat waktu yang telah ditentukan dan waktuya semakin mepet, maka untuk mempelancar project tersebut pimpinan dapat memutuskan untuk menambahkan personilnya agar dapat memperlancar project tersebut walaupun akan ada pengeluaran tambahan untuk personilnya.
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan dan Saran
Dari penulisan tugas ini, penulis mengambil kesimpulan bahwa kita sebagai generasi muda harus mengetahui dan bisa untuk mengambil sebuah keputusan. Entah itu pemilihan atau pemecahan masalah, karena kedepannya nanti akan banyak hal-hal baru yang memungkinkan anda untuk memutuskan suatu masalah. Maka dari itu, gunakanlah waktu anda untuk belajar berorganisasi tanpa mengkesampingkan akademik.

Daftar Pustaka
http://agungdwiputranto.blogspot.com/2012/05/proses-pengambilan-keputusan-dalam.html



Tidak ada komentar: