BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi, merupakan sekelompok orang yang memiliki
tujuan yang sama dan memiliki instansi yang menaungi organisasi tersebut.
Pengambilan keputusan dalam organisasi adalah hal yang terpenting yang harus
dilakukan. Karena pengambilan keputusan merupakan pemilih diantara berbagai
macam alternative baik pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah.
B. Tujuan
Penulisan tugas ini dilakukan untuk membahas
proses pengambilan keputusan dalam organisasi. Secara terperinci, tujuan dari
tugas ini adalah :
1. Memenuhi
tugas Softskill “ Teori Organisasi Umum” pada semester ganjil ini
2. Menjelaskan
atau memaparkan bagaimana proses pengambilan keputusan yan baik dan benar
3. Mengetahui
metode-metode pengambilan keputusan
4. Mengetahui
faktor-faktor pengambilan keputusan
5. Mengetahui
tahap-tahap pengambilan keputusan
BAB II
PEMBAHASAN
PROSES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
Pengambilan keputusan secara universal
didefinisikan sebagai pemilihan diantara berbagai alternative, pengertian ini
mencakup baik pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah.
Dalam dataran teoritis, kita mengenal empat
metode pengambilan keputusan, yaitu :
1. Kewenangan
tanpa diskusi (authority rule without discussion)
Metode
ini seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan
militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti
ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang
harus dilakukan. Selain itu, metode ini diterima kalau pegambilan keputusan
yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak
mempersyaratkan diskusi atau mendapatkan persetujuan para anggotanya.
Namun,
jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan
menimbulkan persoalan-persoalan seperti munculnya ketidak percayaan anggota
organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang
bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna apabila dibuat secara
bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok daripada keputusan yan
diambil secara individual.
2. Pendapat
ahli (expert opinion)
Terkadang,
seorang anggota organisasi oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli
(expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk
membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik,
apabila seorang anggota organisasi yang dianggap ahli tersebut memang
benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota
lainnya. Dalam banyak kasus persoalan, orang yang diangap ahli tersebut
bukanlah masalah yang sederhana, karena sangat sulit menentukan indicator yang
dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior).
Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli
adalah orang yang memiliki kualitas terbaik untuk membuat keputusan,namun
sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut.
Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah
persoalan yang rumit.
3. Kewenangan
setelah diskusi (authority rule after iscussion)
Sifat
otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan
dengan metode yan pertama. Karena metode authority rule after discussion ini
mempertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam
proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui
metode ini akan meningkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya
disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan
keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu
meluas. Jadi, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan dalam proses
pembuatan keputusan. Namun prilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih
berpengaruh.
Metode
ini, memiliki kelemahan yaitu pada anggota organisasi, mereka akan bersaing
untuk mempengaruhi pengambilan atau pembuatan keputusan. Artinya bagaimana para
anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam proses pegambilan
keputusan berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu
diperhatikan dan di pertimbangkan.
4. Kesepakatan
(consensus)
Kesepakata
terjadi, jika semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang
diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keutungan, yakni partisipasi
penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan kualitas
keputusan yang diambil, baik seperti tangung jawab para anggota dalam mendukung
keputusan tersebut. Selain itu metode ini sangat penting khususnya yang
berhubunan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Kekurangan
pada metode ini adalah dibutuhkannya waktu yang relative lebih banyak dan lebih
lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak
atau darurat.
Keempat
metode pengambilan keputusan diatas, menutus Adler dan Rodman tidak ada yang
terbaik. Dalam arti, tidak ada ukuran-ukuran yang menjelaskan bahwa satu metode
lebih unggul dibandingkan metode pengambilan keputusan lainnya.
Metode
yang paling efektif yang dapat digunakan dalam situasi tertentu, bergantung
pada faktor-faktor berikut ini:
1. Jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan
2. Tingkat
pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok
3. Kemampuan-kemampuan
yan dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan
keputusan tersebut.
Dalam proses pengambilan keputusan, banyak
cara dilakukan, tetapi tidak mencapai hasil yang maksimal. Maka dari iyu,
terdapat 3 (tiga) tahap utama dalam proses pengambilan keputusan, yaitu :
1. Aktivitas
intelegensi
Penelusuran kondisi
lingkungan yang memerlukan pengambilan keputusan
2. Aktivitas
design
Terjadi tindakan penemuan,
pengembangan, dan menganalisis masalah
3. Aktivitas
memilih
Memilih tindakan tertentu dari yang
tersedia
Proses
pengambilan keputusan memiliki fungsi sebagai suatu awal dari segala aktivitas
manusia baik individu maupun berkelompok yang dapat menentukan langkah
selanjutnya dimana pengaruhnya akan berlangsung dalam waktu yang sebentar atau
dalam waktu yang cukup lama.
Terdapat
2 tujuan dalam proses pengambilan keputusan, yaitu:
1. Tujuan bersifat tunggal.
2. Tujuan bersifat ganda.
Terdapat
3 langkah dalam proses pengambilan keputusan, yaitu:
1.
Tahap
Identifikasi, merupakan tahap pertama dimana kita mengenal masalah-masalah yang
terjadi.
2.
Tahap
Pengembangan, merupakan tahapan kedua dimana kita mencari prosedur atau seolusi
standar yang ada atau mencari solusi yang baru.
3.
Tahap
Seleksi, pada tahap ini, solusi-solusi yang ada disaring dan disepakati
Dalam
menyelesaikan masalah sering kali adanya perbedaan pendapat. Hal ini dapat
diselesaikan dengan cara membuat forum evaluasi. forum yang dibuat untuk
mengumpulkan pendapat para anggotanya atau forum yang setiap anggota
kelompok/organisasi berhak mengemukakan pendapat.
Langkah-langkah dalam proses
pengambilan keputusan menurut Scott dan Mitchell, Proses
pengambilan keputusan meliputi:
a.
Proses
pencarian/penemuan tujuan
b.
Formulasi
tujuan
c.
Pemilihan
Alternatif
d.
Mengevaluasi
hasil-hasil
Pendekatan konperhensif lainnya
adalah dengan menggunakan analisis sistem, Menurut ELBING ada
lima langkah dalam proses pengambilan keputusan:
a. Identifikasi dan Diagnosa masalah
b. Pengumpulan dan Analisis data yang
relevan
c. Pengembangan dan Evaluasi
alternative alternative
d. Pemilihan Alternatif terbaik
e. Implementasi keputusan dan Evaluasi
terhadap hasil-hasil
Contoh kasus :
Suatu
orgaisasi/perusahaan diberikan kepercayaan untuk menjalankan suatu project di
luar kota. Dan diputuskan project berjalan selama satu bulan. Dan ternyata saat
project sedang berjala di tengah-tengah proses, terjadi permasalahan kekurangan
personil untuk mengatasi project tersebut dan dikhawatirka project tidak aka
selesai pada tenggat waktu yang telah ditentukan dan waktuya semakin mepet,
maka untuk mempelancar project tersebut pimpinan dapat memutuskan untuk
menambahkan personilnya agar dapat memperlancar project tersebut walaupun akan
ada pengeluaran tambahan untuk personilnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dan Saran
Dari
penulisan tugas ini, penulis mengambil kesimpulan bahwa kita sebagai generasi
muda harus mengetahui dan bisa untuk mengambil sebuah keputusan. Entah itu
pemilihan atau pemecahan masalah, karena kedepannya nanti akan banyak hal-hal
baru yang memungkinkan anda untuk memutuskan suatu masalah. Maka dari itu,
gunakanlah waktu anda untuk belajar berorganisasi tanpa mengkesampingkan
akademik.
Daftar Pustaka
http://agungdwiputranto.blogspot.com/2012/05/proses-pengambilan-keputusan-dalam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar