Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut
pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut
pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau
berbagai variasi Sosiolinguistik lain.
Bahasa Mengalami banyak Perubahan seiring dengan perubhan Masyarakat.Perubahan
itu berupa variasi-variasi bahasa yang di pakai sesuai keperluanya agar
banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang
efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi bahasa tertentu
yang cocok untuk keperluan tertentu yang di sebut ragam standar
(Subarinto,2000) memang karena bahasa itu banyak ragamya.
1. Ragam bahasa Lisan
1. Ragam bahasa Lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.
2. Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide. Contoh Ragam bahasa lisan Ragam bahasa tulis 1. Emilia bilang kita harus pulang 1. Emilia mengatakan bahwa kita harus pulang 2. Kakek lagi baca koran 2. Kakek sedang membaca koran 3. Saya tinggal di Jakarta 3. Saya bertempat tinggal di Jakarta.
3.Ragam Sosial dan Ragam Fungsional
Ragam Sosial yaitu ragam bahasa yang sebagai norma dan kaidahnya didasarkan
atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil masyarakatnya.
4.Ragam fungsional
4.Ragam fungsional
Kadang-kadang disebut ragam profesional adalah ragam bahasa yang dikaitkan
dengan profesi lembaga
lingkungan kerja atau kegiatan tertentu lainnya.
lingkungan kerja atau kegiatan tertentu lainnya.
- ragam keilmuan/teknologi
- ragam kedokteran
- ragam keagamaan
5.Bahasa Jurnalistik
- ragam kedokteran
- ragam keagamaan
5.Bahasa Jurnalistik
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh semua orang dalam
berkomunikasi dengan orang lainnya. Bahasa yang digunakan wartawan dalam dalam
menulis karya jurnalistik dalam media massa disebut sebagai bahasa pers atau
bahasa jurnalistik. Pada dasarnya bahasa jurnalistik digunakan oleh wartawan
(jurnalis) dalam menulis karya-karya jurnalistik di media massa (Anwar, 1991).
Dengan demikian, bahasa Indonesia pada karya-karya jurnalislah yang bisa
disebut sebagai bahasa jurnalistik atau bahasa pers.
Menurut Sudaryanto bahasa jurnalistik atau biasa disebut sebagai bahasa pers merupakan salah satu ragam bahasa kreatif bahasa indonesia disamping terdapat juga ragam bahasa akademik (ilmiah), ragam bahasa usaha (bisnis), ragam bahasa filosofik, ragam bahasa literatur (sastra) (Suroso, 2001). Menurut Anwar, bahasa jurnalistik adalah suatu ragam bahasa yang memiliki sifat khas yaitu singkat, padat, sederhana, lancar, dan menarik dengan tidak menganggap remeh kaidah tata bahasa dan ejaan (Semi. 1994). Sedangkan menurut Wojowasito, bahasa juranlistik adalah bahasa komunikasi massa sebagai mana tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah.
Bahasa jurnalistik memiliki karakter yang berbeda-beda berdasarkan jenis tulisan apa yang akan diberitakan. Hal ini karena dalam menulis banyak faktor yang dapat mempengaruhi karakteristik bahasa jurnalistik. Selain itu, karena keterbatasannya bahasa jurnalistik memiliki sifat yang khas yaitu singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. Sifat-sifat khas ini menurut Badudu (Suroso, 2001), yaitu :
Menurut Sudaryanto bahasa jurnalistik atau biasa disebut sebagai bahasa pers merupakan salah satu ragam bahasa kreatif bahasa indonesia disamping terdapat juga ragam bahasa akademik (ilmiah), ragam bahasa usaha (bisnis), ragam bahasa filosofik, ragam bahasa literatur (sastra) (Suroso, 2001). Menurut Anwar, bahasa jurnalistik adalah suatu ragam bahasa yang memiliki sifat khas yaitu singkat, padat, sederhana, lancar, dan menarik dengan tidak menganggap remeh kaidah tata bahasa dan ejaan (Semi. 1994). Sedangkan menurut Wojowasito, bahasa juranlistik adalah bahasa komunikasi massa sebagai mana tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah.
Bahasa jurnalistik memiliki karakter yang berbeda-beda berdasarkan jenis tulisan apa yang akan diberitakan. Hal ini karena dalam menulis banyak faktor yang dapat mempengaruhi karakteristik bahasa jurnalistik. Selain itu, karena keterbatasannya bahasa jurnalistik memiliki sifat yang khas yaitu singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. Sifat-sifat khas ini menurut Badudu (Suroso, 2001), yaitu :
- Singkat, yaitu harus menghindari
penjelasan yang bertele-tele.
Padat, yaitu bahasa yang singkat itu sudah mampu menyampaiakn informasi yang lengkap. Menerapkan prinsip 5W+1H, membuang kata-kata mubazir serta menerapkan ekonomi kata.
Padat, yaitu bahasa yang singkat itu sudah mampu menyampaiakn informasi yang lengkap. Menerapkan prinsip 5W+1H, membuang kata-kata mubazir serta menerapkan ekonomi kata.
- Sederhana, yaitu bahsa jurnalistik sedapat mungkin memilih kalimat tunggal
dan sederhana, bukan kalimat majemuk yang panjang, rumit, dan kompleks. Kalimat
yang efektif, prakits, sederhana pemakaian kalimatnya, tidak berlebihan
pengungkapannya (bombastis).
- Lugas, yaitu mampu menyampaikan pengertian atau makna informasi secara
langsung dengan menghindari bahasa yang berbunga-bunga.
- Menarik, yaitu menggunakan pilihan kata-kata yang hidup, tumbuh, dan
berkembang. Menghindari kata-kata yang sudah mati.
Sifat-sifat tersebut merupakan hal yang harus terpenuhi dalam bahasa jurnalistik mengingat hasil karya jurnalis tersebut dibaca oleh hampir semua lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pemahaman maupun pengetahuannya, dan juga karena tidak semua orang memiliki banyak waktu untuk membacanya. Dengan demikian bahasa jurnalistik harus dapat dipahami dalam ukuran intelek yang minimal dan juga mengutamakan kemampuan menyampaikan informasi kepada pembaca secara cepat dan komunikatif. Namun demikian bahasa jurnalistik tidak meninggalkan kaidah yang dimiliki oleh ragam bahasa Indonesia, seperti dalam hal pemakaian kosakata, struktur sintaksis dan wacana.
6.Ragam Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Sifat-sifat tersebut merupakan hal yang harus terpenuhi dalam bahasa jurnalistik mengingat hasil karya jurnalis tersebut dibaca oleh hampir semua lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pemahaman maupun pengetahuannya, dan juga karena tidak semua orang memiliki banyak waktu untuk membacanya. Dengan demikian bahasa jurnalistik harus dapat dipahami dalam ukuran intelek yang minimal dan juga mengutamakan kemampuan menyampaikan informasi kepada pembaca secara cepat dan komunikatif. Namun demikian bahasa jurnalistik tidak meninggalkan kaidah yang dimiliki oleh ragam bahasa Indonesia, seperti dalam hal pemakaian kosakata, struktur sintaksis dan wacana.
6.Ragam Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Pengertian benar pada suatu kata atau kaiimat adalah pandangan yang diarahkan dari segi kaidah bahasa. Sebuah kaiimat atau sebuah pembentukan kata dianggap benar apabila bentuk itu rnematuhi kaidah yang berlaku.
- kuda makan rumput (SPOK)
- rumput makan kuda
Sebuah bentuk kata dikatakan benar kalau memperlihatkan proses pembentukan yang benar menurut kaidah yang berlaku, Kata aktifitas tidak benar penulisannya karena pemunculan kata itu tidak mengikuti kaidah penyerapan. Misalnya: persurat kabaran pertanggung jawaban.
contoh
Apa yang menonjol antara ragam lisan dan ragam tulis suatu bahasa?
Bagaimana pendapat anda tentang bahasa baku dan tidak baku?
Perhatikan kalimat dibawah ini cendekia atau tidak cendekiakah!
a. Sebelum bertindak pemimpin bank yang terkenal mencoba melakukan pendekatan kekeluargaan.
b. la menerima uang dari kami sebanyak Rp 25.000,00
dalam memilih kata yang setepat-tepatnya dalam menyatakan suatu maksud kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus merupakan suatu ketepatan kepada kita tentang pemakaian kata-kata dalam hal ini maka tepatlah yang diperlukan.
Makna Denotatif
Makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesual dengan apa adanya. Makna denotatif disebut makna konseptual. Makna denotatif adalah makna yang umum.
Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Makna konotatif adalah makna yang dikaitkan dengan suatu kondisi dan situasi tertentu.
Makna Umum & Khusus
Kata yang acuannya lebih luas disebut kata umum, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disebut kata khusus.
Kata Konkret & Abstrak
Kata yang acuannya semakin mudah dicerap pancaindra disebut kata kdnkret. Jika acuan sebuah kata tidak mudah dicerap pancaindra, kata itu disebut kata abstrak.
Pembentukan Kata
Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar bahasa Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosakata baru dengan dasar kata yang sudah ada, sedangkan dari luar terbentuk kata baru melalui unsur serapan. Kata-kata pungut yang sudah djsesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia disebut bentuk serapan.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar